dieng abad 17,Proses akulturasi agama islam gejawen
Sebelum datangnya Hindu ke Jawa, masyarakat Jawa telah mempercayai adanya animisme-dinamisme semisal dewa angin, dewa api, dan dewa hujan. Dalam kisah Mahabarata, Arjuna, Werkudoro, Janoko, Nakulo, dan Sadewa yang sering disebut sebagai pandawa lima diberi pusaka wujud surat yang disebut kalimat syahadat atau kalimah sada. Jimat kalimah sada ini pada akhirnya jatuh ke tangan Sunan Kalijaga sebab Punta Dewa tidak bisa mati sebelum memberikan jimat tersebut. Dalam buku ensiklopedi wayang Indonesia dijelaskan bahwa silsilah nabi, dewa, jin, nama-nama tokoh Mahabrata dan Ramayana (terutama dewa) adalah keturunan Nabi Adam a.s dan Siti Hawa serta terbagi menjadi dua garis, yaitu garis kanan dan garis kiri. Garis kiri adalah untuk garis keturunan para dewa dan garis kanan adalah untuk garis keturunan para nabi. Penelitian yang mengambil tema akulturasi Hindu-Islam dalam cerita pewayangan ini menggunakan analisis teks. Analisis teks diharapkan dapat menemukan hubungan timbal balik antara Hindu-Islam dalam cerita tokoh pewayangan, serta implikasinya terhadap kebudayaan dan keagamaan orang Jawa. Metode dalam pengumpulan dan penafsiran gejala peristiwa atau gagasan yang timbul di masa lampau untuk memahami fakta sejarah. Analisis ini akan terfokus pada beberapa poin di antaranya: sejarah Jawa pada pra Hindu, Islam, asal-usul wayang dan jalan ceritanya, wayang pada masa wali dan kerajaan Jawa, cerita dan tokoh wayang, dewa dan manusia utusan Tuhan. Akulturasi Islam memberikan pengaruh kepada tradisi dan kepertulasi disebut dengan akulturasi antara Hindu-Islam dalam cerita pewayangan. Proses akulturasi tersebut melibatkan agama dan budaya. Meskipun terjadi akulturasi antara agama dan budaya namun bukan berarti dari salah satu keduanya saling mengalahkan dan dikalahkan. Sebaliknya, keduanya saling melengkapi dan seiring sejalan untuk dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat. Kendatipun sebagian orang mengatakan bahwa hal ini tidak lain hanyalah upaya sinkretisasi yang akan mengaburkan ajaran agama itu sendiri,dan sebegitunya melekat di antara dua agama yang sudah saling menyatu pada warga kepercaya'an terhadap sang hiyang widi yaitu dewa maha pencipta sampai sekarang tidak heran jika sering di adakan ritual bakar kemenyan tumpah sesaji itu di lakukan oleh warga kepercya'an masing tetapi satu tetap satu tujuan meminta berkah dri yang maha pencipta tujuann utama dan pengertian nya di masa sekarang melakukan ibadah seperti umat islam umum nya perbeda'anya yaitu masih suka bakar kemenyan percaya dengan hal'' mistis yang di jaman sekarang,.
mohon ma'af jka ada salah kata ni buat info aja piss.
0 kommentarer :
Legg inn en kommentar